GAIT (GAYA BERJALAN)
Gaya berjalan/ gait
adalah suatu proses kompleks yang dipengaruhi oleh sejumlah mekanisme tubuh dan
merupakan hasil dari kerjasama dari berbagai jenis refleks. Berjalan secara
normal biasanya tidak menarik perhatian. Gangguan berjalan dapat dijumpai pada
berbagai keadaan. Faktor-faktor mekanis seperti penyakit pada otot, tulang,
tendon, dan sendi berperan penting pada terjadinya gangguan berjalan. Penyakit
pada susunan saraf sangat sering menyebabkan gangguan berjalan, dan
kadang-kadang hanya dengan memperhatikan cara berjalan saja dapat ditentukan
adanya penyakit pada susunan saraf. Gangguan berjalan dapat merupakan akibat
gangguan sistem motorik dari berbagai tingkatan (korteks motorik dan jaras
dosendensnya, kompleks ekstra piramidal, serebelum, sel-sel kornu enterior,
saraf motorik perifer atau otot).1
1.
Gait
akibat kelemahan
Gangguan
gait akibat kelemahan adalah disebabkan oleh penyakit berat dan lama hingga
menyebabkan atrofi yang menyeluruh. Gangguan gait ini tidak khas menunjukkan
suatu penyakit neurologik atau kerusakan fokal sistem saraf. Gangguan gait
berupa ketidak seimbangan (unsteadiness) dan mengharapkan bantuan. Pasen tampak
bergoyang-goyang ke satu sisi dan lainnya, meyerupai ataksia. Pasen terlihat
ingin bersandar di kursi untuk memperoleh pegangan atau bersandar ke dinding.
Gerakannya lambat dan lutut tampak gemetar.
Gait ataksik.
Terdapat
2 bentuk gait ataksik, yaitu sebagai akibat dari ataksia sensorik dan yang
berhubungan dengan gangguan pada mekanisme koordinasi (gangguan serebelum).
• Gait pada ataksia sensoris
Kelainan
ini paling sering disebabkan oleh terjadinya jaras proprioseptif pada medula
spinalis (posterolateral sclerosis, multiple sclerosis, tabes dorsalis). Sering
disebut sebagai gait akibat ataksia spinalis. Bisa juga didapatkan pada
neuropati perifer danle pada batang otak dimana terdapat gangguan konduksi
sensasi kinestetik. Gangguan rasa posisi dan gerak dari bagian tubuh
(persendian, otot dan tendon dari kaki dan tungkai) danhilangnya orientasi
spasial menyebabkan ataksia. Pasen tidak menyadari posisi tungkainya dalam
ruang, bila tidak dibantu dengan impuls visual. Pasen bisa berjalan normal bila
mata terbuka, namun bila mata tertutup terjadi berjalan menjadi tidak teratur
dan menyentak (jerky), dan pasen berjalan dengan langkah lebar. Waktu berjalan
kaki dilemparkan dan yang jatuh pertama adalah tumit dan kemudian jari-jari,
ini akan menimbulkan suara (slapping sound atau double tap).
• Gait pada ataksia serebeler
Disebabkan
gangguan mekanisme koordinasi serebelum dan sistim penghubungnya. Ataksia
terjadi baik saat mata tertutup mauoun terbuka. Lesi pada vermis/garis tengah
terdapat gangguan gait berupa jalan bergoyang, semopoyongan, ireguler, mengayun
kesatu sisi dan sisi lainnya, gerakan tiba-tiba kedepan/kesamping, titubasi dan
langkah lebar. Tidak mampu berjalan tandem atau mengikuti garis lurus pada
lantai. Dapat dijumpai tremor dan gerakan bergoyang pada seluruh tubuh. Pada
kelainan yang terlokalisir pada satu hemisfer serebelum atau jaras
penghubungnya,atau penyakit vestibuler unilateral, didaptakan goyangan atau
devial menetap ke sisi lesi. Pada percobaan untuk berjalan mengikuti garis
lurus atau tandem, membelok kearah sisi lesi. Pada saat berjalan mengelilingi
kursi baik searah maupun berlawanan arah dengan jarum jam, pasen secara
konsisten jatuh kearah sisi lesi. Pada saat berjalan beebrapa langkah
kebelakang dan kedepan bisa terdapat deviasi kompas.
Gait spastik
Terdapat
2 jenis spastik, yaitu yang berhubungan dengan gangguan jaras kortikospinalis
unilateral dan bilateral.
• Gait pada hemiplegi spastik
Paling
sering akibat penyakit serebrovaskuler, namun dapat juga oleh berbagai lesi
yang menyebabkan terputusnya inervasi piramidal pada separuh tubuh. Terdapat
hemiparese spastik kontralateral terhadap lesi, disertai dengan tonus dan
refleks yang meningkat. Anggota badan atas berada dalam keadaan fleksi dan
aduksi pada bahu, fleksi pada siku, fleksi pada pergelangan tangan dan sendi
interfalang. Anggota badan bawah berada dalam keadaan ekstensi pada pinggul dan
lutut, dengan plantar fleksi pada kaki dan jari-jari. Terdapat deformitas
ekuinus pada kaki. Pada saat berjalan, lengan pada sisi yang terkena dalam
keadaan fleksi dan\ kaku dan tidak mengayun secara normal. Tungkai dalam
keadaan ekstensi dankaku sehingga pasen menyeret kakinya dan jari-jarinya
menggores lantai. Pada setiap langkah pelvis dimiringkan kedepan untuk membantu
mengangkat jari dan lantai, dan mengayunkan tungkainya kedepan berbentuk
setengah lingkaran (sirkumduksi). Terdapat suara khas yang dihasilkan akibat
goresan jari-jari di lantai. Berputas pada sisi yang lumpuh lebih mudah
daripada ke sisi yang sehat. Pada hemiparese ringan dapat dijumpai hilangnya
ayunan lengan pada sisi yang terkena, bisa merupakan tanda diagnostik yang
bermakna.
• Gait pada
paraplegia spastik
Terdapat parese spastik
pada kedua ekstremitas bawah, bisa dijumpai posisi kaki ekuinus,pemendekan
tendon achilles, spasme obturator, aduktor. Pasen berjalan dengan kedua kaki kaku
dan diseret, dengan jarijari menggores lantai. Bisa juga terdapat aduksi dari
paha sehingga kedua lutut bersilangan satu sam alain pada setiap melangkah. Ini
menghasilkan langkah gunting (scissors gait). Langkahnya pendek dan lambat,kaki
tampaknya lengket ke lantai.
Gait
spastik – ataksik
Keadaan
spastik ataksik terdapat pada penyakit yang mengenai traktus piramidalis dan
kolumna lateralis (sklerosis posterolateral) yaitu pada anemia pernisiosa dan
sklerosis multiple. Jenis ataksia bisa berupa ataksia serebeler atau ataksia
spinal (sensorik). Pada anemia pernisiosa ataksia berupa ataksia sensoris,
sedangkan ataksia pada sklerosis multipel bisa berasal dari ataksia serebeler
atau sensoris atau keduanya.pada sklerosis lateral amiotrofik (ALS) bisa
terdapat foot drop bilateral dan juga spastisitas, hal ini menimbulkan gangguan
berjalan serupa gait spastik ataksik
Gait
Parkinsonism
Pada
berbagai sindroma ekstra piramidal, terutama penyakit parkinson,parkinsonism
akibat obat danparkinsonism pasca ensefalitis, terdapat kelainan gait yang
ditandai dengan rigo=iditas, bradikinesia, dan hilangnya gerakan yang bersamaan
(associated movements). Berjalan lambat, kaku (rigid) dan diseret,pasen
berjalan dengan langkah kecil-kecil seperti dibuat-buat. Terdapat suatu
posturyg khas berkaitan dengan deformitas tubuh. Tubuh menbungkuk, dengan
kepala dan leher kedepan, lutut fleksi, ekstremitas atas fleksi pada bahu, siku
dan pergelangan tangan, namun jari-jari ekstensi pada persendian interfalangel.
Posisi membungkuk ini menyebabkan titik berat badan bergeser kedepan, sehingga
menimbulkan jecendrungan jatuh kedepan waktu berjalan (propulsi), dan juga
meningkatnya kecepatan jalan (festination). Sukar untuk memulai gerakan, tampak
ketika pasen berdiri dari kursi dan hendak memulai berjalan. Gerakan pasen kaku
dan memutar dilakukan dengan lambat,langkah kecil-kecil dan banyak. Ayunan
tangan ketika jalan hilang dan ini berpengaruh pada kecepatan dan keseimbangan.
Treomor pada saat jalan menjadi lebih jelas. Pada beberapa kasus yang menonjol
adalah akinesia dengan kemampuan gerak yang sangat kecil. Kadang-kadang
manifestasi parkinsonism ini unilaterral.
Marche a petit pas
Cara
berjalan seperti pada parkinsonism, berupa gerakan yang lambat, langkah yang
sangat pendek, diseret, seperti dibuat-buat dengan langkah ireguler. Sering
disertai dengan hilangnya gerakan yang bersamaan. Kadangkadang terdapat
manifestasi yang aneh berupa gerakanseperti menari atau meloncat. Bisa terdapat
kelemahan menyeluruh pada ekstremitas bawah atau pada seluruh tubuh, dan pasen
mudah lelah. Terdapat pada pasen dengan gangguan serebral atau spinal yang
diduga sebagai akibat perubahan arterioklerotik.
Gait apraksia
Adalah
hilangnya kemampuan untuk menggunakan anggota gerak bawah seacra semestinya
saat berjalan, meskipun tidak dijumpai adanya gangguan sensorik atau kelemahan
motorik. Didapatkan pada pasen dengan gangguan serebral yang luas terutama pada
lobus frontalis. Pasen tidak dapat melakukan gerakan kaki dan tungkai yang
bertujan, misalnya membuat lingkaran atau melakukan tendangan pada bola
khayalan. Terdapat kesulitan untuk memulai gerakan pada saat bangkit, berdiri
dan berjalan, dan hilangnya urutan (sequences) gerakan majemuk. Pasen berjalan
lambat dan diseret dengan\ langakh-langkah pendek. Terdapat kesulitan
mengangkat kaki dari lantai atau berdiri namun tidak memajukan kakinya. Sering
terdapat gegenhalten.
The steppage gait
Gangguan
berjalan ini terdapat dalam hubungannya dengan foot drop dan disebabkan oleh
kelemahan atau paralisis dorsifleksi kaki dan/atau jari kaki. Waktu jalan kaki
bisa diseret atau diangkat tinggi untuk mengkompensasi foot drops. Terdapat
fleksi yang berlebihan pada panggul dan lutut, kaki dilemparkan kedepan dan
jari-jari turun dengan suara yang khas sebelum tumit atau bagian depan kaki
meneganai lantai. Pasen tidak dapat berdiri pada tumitnya. Gait ini bisa
unilateral atau bilateral. Penyebab yang paling sering adalah faresis tibialis
anterior dan/atau ekstensor digitorum danhallucis longus, yang disebabkan
karena lesi pada nervus peroneus komunis atau profunda, lesi pada segemen L4-S1
atau kauda ekuina. Foot drops dan steppage gait bisa juga terdapat pada
poliomyelitis,. PSMA (progressive spinal muscular attrophy), ALS, penyakit
Charcot-Marie-Tooth, dan neuritis perifer.
Gait distrofik (wadding gait)
Terdapat
pada berbagai keadaan miopati dimana terdapat kelemahan pada otot-otot gelang
panggul. Paling khas terdapat pada distropi otot, tetapi dapat juga pada
miosists atau penyakit spinomuskuler. Berdiri dan berjalan dengan lordosis yang
berlebih, saat jalan terdapat goyangan yang nyata akibat kesulitan memfiksasi
pelvis. Pasen berjalan dengan langkah yang lebar dan terlihat rotasi pelvis
yang berlebihan, memutar atau emlempar pelvisnya dari satu sisi ke sisi lainnya
pada setiap langkah untuk memindahkan berat badannya. Gerakan kompensasi
kelateral ini terutama disebabkan karena kelemahan otot-otot gluteal. Pasen
sulit naik tangga, bila tidak dibantu dengan tangan yang menarik keatas.
Terdapat kesulitan berdiri dari posisi berbaringatau duduk tanpa bantuan
tangannya (mendaki pada dirinya sendiri). Waddling gait ini juga terdapat pada
dislokasi panggul.
2.
Gait
yang berhubungan dengan parese dan paralisis
Gangguan
berjalan dapat terjadi pada berbagai kelumpuhan. Parese gastroknemius dan
soleus, pasen tidak dapat berdiri pada jari kaki, saat berjalan tumit lebih
dulu mengenai lantai, dan kaki terseret parese otot hamstring, terdapat
kelemaham fleksi otot lutut. Parese otot kuadrispes femoris, kelemahan ekstensi
lutut, tidak mampu naik atau turun tangga atau bangkit dari posisi berlutut
tanpa menahan lututnya, bila jalan lutut harus dijada tetap lurus, bila lutut
menekuk pasen cenderung jatuh. Berjalan mundur lebih mudah daripada maju.
Parese n.peroneus superfisialis, kelemahan eversi, pasen berjalan menggunakan
sisi luar kakinya.
Gait pada keadaan lainnya
Pada
chorea Huntington. Bisa didapatkan cara berjalan seperti menari. Pada athetosis
gerakan pada bagian distal tubuh menjadi lebihjelas selama berjalan dan disertai
menyeringai. Pada keadaan pasca ensefalitis saat jalan bida didapatkan unsur
melompat. Pada berabgai keadaan gangguan pisikis bisa dijumpai cara berjalan
yang khas. Pada keadaan deprsi pasen berjalan membungkuk dengan langkah lambat.
Pada keadaanmania pasen berjalan tegak dan overaktif. Pada iritasi n.
ischiadicus pasen berjalan condong ke sisi sakait untuk mencegah regangan pada
saraf tersebut, berjalan dengan langkah kecil-kecil dengan lutut semipleksi,
badan dibungkukkan kedepan dan kesisi yang sakit (tanda neri). Pada keadan
histeria bisa didapatkan gangguan berjalan atau bahkan pasen tidak mampu
berdiri.pada pemeriksaan tonus, kekuatan otot-otot dan koordianasi yang
dilakukan saat berbaring mungkin normal. Cara berjalannya aneh, tidakdapat
dikonfirmasikan dengan suatu pola penyakit organik tertentu. Gerakan yang tidak
teratur dengan unusr-unsur ataksia spatisitas dan berbagai jenis kelainan
lainnya. Gerakannya berlebihan dengan mengayun kekanan atau kekiri, nampak
seperti hendak jatuh tapi biasanya dapat dicegah. Bila jatuh, cara jatuhnya
sedemikian sehingga tidak mencederai dirinya. Cara berjalannya bisa menyerupai
monoplegi, hemiplegi atau paraplegi.1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar