Jumat, 24 April 2015

TES TOURNIQUET

TES TOURNIQUET
Sebuah tes tourniquet (juga dikenal sebagai Rumpel-Leede Kerapuhan kapiler-Test atau hanya tes kerapuhan kapiler) menentukan kapiler kerapuhan. Ini adalah metode diagnostik klinis untuk menentukan kecenderungan perdarahan pada pasien. Ia menilai kerapuhan dinding kapiler dan digunakan untuk mengidentifikasi trombositopenia(dengan pengurangan count platelet).

Pengujian ini didefinisikan oleh WHO sebagai salah satu syarat yang diperlukan untuk diagnosis DBD. Ketika manset tekanan darah dipacu ke titik antara tekanan darah sistolik dan diastolik selama lima menit, maka tes ini akan dinilai. Tes positif jika ada 10 atau lebih petechiae per inci persegi. Dalam DBD tes biasanya memberikan hasil positif yang pasti dengan 20 petechiae atau lebih.

Tes ini tidak memiliki spesifisitas tinggi. faktor Mengganggu dengan uji ini adalah perempuan yang pramenstruasi, postmenstrual dan tidak mengambil hormon, atau mereka dengan kulit rusak matahari, karena semua akan mengalami peningkatan kerapuhan kapiler.


Sebuah tourniquet tes positif di sisi kanan pasien dengan demam berdarah. Catatan : peningkatan jumlah petechiae .

Menurut WHO pada tes tourniquet dilakukan penghitungan jumlah petekie dalam daerah seluas 1 inci 2 (1 inci =  2,5 cm) dimana saja yang paling banyak petekienya termasuk  di bawah fosa cubiti dan bagian dorsal lengan dan tangan.  Dalam klinik untuk mempermudah penghitungan digunakan  plastik transparan dengan gambaran lingkaran beriameter 2,8

cm(10) atau bujur sangkar dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm. 



Dengan demikian lingkaran atau bujur sangkar tersebut dapat dengan mudah digeserkan di seluruh permukaan kulit dan dicari daerah di mana petekie paling banyak. Dalam menilai  kenaikan hematokrit harus diingat pula pengaruh adanya anemi, perdarahan dan pemberian terapi cairan dini. Untuk membuktikan adanya kebocoran plasma dapat pula dicari efusi pleura  pada pemeriksaan radiologik atau adanya hipoalbuminemi. Dalam pengalaman klinik ternyata tidak selalu semua kriteria  WHO tersebut dipenuhi. Hemokonsentrasi baru dapat dinilai setelah pemeriksaan serial hematokrit sehingga pada saat penderita pertama kali datang belum dapat ditentukan adanya hemokonsentrasi atau tidak.


Secara umum langkah-langkah tes tourniquet dapat dibagi dalam 3 tahap utama yaitu :


1.      Pra Analitik

a.       Persiapan pasien : tidak memerlukan persiapan khusus

b.      Prinsip :

Terhadap kapiler diciptakan suasana anoksia dengan jalan membendung darah vena. Terhadap anoksia dan penambahan tekanan internal akan terlihat kemampuan kapiler bertahan. Jika ketahanan kapiler turun aan timbul petechie di kulit.

c.       Alat dan bahan :

o   Tensimeter dan stetoskop

o   Timer

o   Spidol


2.      Analitik

Cara kerja :

a.       Pasang manset tensimeter pada lengan atas. Carilah tekanan sistolik (TS) dan tekanan diastolik (TD).

b.      Buat lingkaran pada bagian volar lengan bawah :

o   Radius 3 cm

o   Titik pusat terletak 2 cm dibawah garis lipatan siku

c.       Pasang lagi tensimeter dan buatlah tekanan sebesar ½ x (TS + TD), pertahankan tekanan ini selama 5 menit.

d.      Longgarkan manset lalu perhatikan ada tidaknya petechie dalam lingkaran yang telah dibuat.


3.      Pasca Analitik

Nilai rujukan :

o   < 10                 :           normal (nagatif)

o   10 – 20            :           dubia (ragu-ragu)

o   > 20                 :           abnormal (positif)


                                                               

Tes tourniquet merupakan tes yang sederhana untuk melihat gangguan pada vaskuler maupun trombosit. Tes tourniquet akan positif jika ada gangguan pada vaskuler maupun trombosit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar