Jumat, 24 April 2015

Terapi Anti Trombotik


TERAPI ANTI TROMBOTIK
Hemostasis merupakan proses penghentian pendarahan pada pembuluh darah yang cedera. Secara garis besar proses pembekuan darah berjalan melalui 3 tahap, yaitu:
1.         Aktivitas tromboplastin
2.         Pembentukan trombin dari protrombin
3.         Pembentukan fibrin dari fibrinogen
Dalam proses ini di butuhkan faktor-faktor pembekuan darah. Proses pembekuan darah akan dihentikan oleh sistem anti koagulan dan fibrinolitik di dalam tubuh. Faktor-faktor yang menghentikan proses pembekuan darah adalah :
1.         Larutnya faktor pembekuan darah dalam darah yang mengalir.
2.         Metabolisme bentuk aktif faktor pembekuan darah oleh hati .
3.         Mekanisme umpan balik di mana trombin menghambat aktifitas faktor V dan VIII.
4.         Adanya mekanisme anti koagulasi alami terutama oleh antitrombin III, protein C dan S.
Penggunaan obat anti trombotik bertujuan mempengaruhi proses trombosis atau mempengaruhi pembentukan bekuan darah (clot) intravaskular, yang melibatkan platelet dan fibrin. Obat anti platelet (anti agregasi trombosit) bekerja mencegah perlekatan (adhesi) platelet dengan dinding pembuluh darah yang cedera atau dengan platelet lainnya, yang merupakan langkah awal terbentuknya trombus. Obat anti koagulan mencegah pembentukan fibrin yang merupakan bahan esensial untuk pembentukan trombus. Obat trombolitik mempercepat degradasi fibrin dan fibrinogen oleh plasmin sehingga membantu larutnya bekuan darah.
ANTI AGREGASI TROMBOSIT
Anti agregasi trombosit (anti platelet) adalah obat yang dapat menghambat agregasi trombosit sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan trombus yang terutama sering ditemukan pada sistem arteri. Beberapa obat yang termasuk golongan ini adalah aspirin, sulfinpirazon, dipiridamol, dekstran, tiklopidin, prostasiklin (PGI-2).
1.         Aspirin (asetosal, asam asetil-salisilat).
Aspirin bekerja mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides. Aspirin juga menghambat sintesa tromboksan A-2 (TXA-2) di dalarn trombosit, sehingga akhirnya menghambat agregasi trombosit. Aspirin menginaktivasi enzim-enzim pada trombosit tersebut secara permanen. Pada endotel pembuluh darah, aspirin juga menghambat pembentukan prostasiklin. Hal ini membantu mengurangi agregasi trombosit pada pembuluh darah yang rusak.
ANTI KOAGULAN 
1.         Warfarin
Warfarin adalah anti koagulan oral yang mempengaruhi sintesa vitamin K-yang berperan dalam pembekuan darah, sehingga terjadi deplesi faktor II, VII, IX dan X. Warfarin bekerja di hati dengan menghambat karboksilasi vitamin K dari protein prekursomya. Karena waktu paruh dari masing-masing faktor pembekuan darah tersebut, maka bila terjadi deplesi faktor Vll waktu protrombin sudah memanjang. Tetapi efek anti trombotik baru mencapai puncak setelah terjadi deplesi keempat faktor tersebut. Jadi efek anti koagulan dari warfarin membutuhkan waktu beberapa hari karena efeknya terhadap faktor pembekuan darah yang baru dibentuk bukan terhadap faktor yang sudah ada di sirkulasi. Warfarin tidak mempunyai efek langsung terhadap trombus yang sudah terbentuk, tetapi dapat mencegah perluasan trombus.
2.         Heparin
Heparin adalah bahan alami yang diisolasi dari mukosa intestinum porcine atau dari paru-paru sapi. Obat bekerja sebagai anti koagulan dengan mempotensiasi kerja anti trombin III (AT-III) membentuk kompleks yang berafinitas lebih besar dari AT -III sendiri, terhadap beberapa faktor pembekuan darah, termasuk trombin, faktor IIa, IXa, Xa, XIa,dan XIla. Oleh karena itu heparin mempercepat inaktifasi faktor pembekuan darah. Heparin biasanya tidak mempengaruhi waktu perdarahan. Waktu pembekuan memanjang bila diberikan heparin dosis penuh, tetapi tidak terpengaruh bila diberikan heparin dosis rendah. Heparin dosis kecil dengan AT-III menginaktifasi faktor XIIIa dan mencegah terbentuknya bekuan fibrin yang stabil. Penggunaan hefarin dimonitor dengan memeriksa waktu tromboplastin parsial (aPTT) secara berkala.
OBAT TROMBOLITIK
Biasanya obat ini digunakan untuk infark jantung akut untuk melarutkan bekuan darah yang terbentuk pada arteri koronaria. Walaupun riwayat adanya gangguan pembuluh darah otak merupakan kontra indikasi penggunaannya, pada saat ini sedang berlangsung beberapa penelitian mengenai penggunaannya pada stroke (misalnya tissue plasminogen activator, streptokinase dan urokinase). Pemberiannya secara IV atau IA, dan harus segera diberikan dalam waktu 90 menit sampai 6 jam setelah serangan. Saat ini penggunaanya masih dalam taraf eksperimental.
Streptokinase berasal dari Streptococcus C. hemolyticus. Bekerja dengan menginaktifasi plasminogen dengan cara tidak langsung yaitu dengan bergabung terlebih dahulu dengan plasminogen untuk membentuk kompleks aktivator. Selanjutnya kompleks tersebut mengkatalisis perubahan plasminogen bebas menjadi plasmin.
Urokinase diisolasi dari urin manusia .Urokinase bekerja langsung mengaktifkan plasminogen. Seperti streptokinase obat ini tidak bekerja spesifik terhadap fibrin sehingga menimbulkan lisis sistemik (fibrinogenolisis dan destruksi faktor pembekuan darah lainnya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar