Hidup ini gampang. Itulah persepsi yang harus kita tanamkan di dalam
otak dan hati kita. Anggapan hidup ini gampang bukan berarti kita
menggampangkan hidup, lalu tak melakukan apa-apa.
Justru, karena
ketika kita menganggap hidup itu gampang, kita harus melakukan semua apa
yang kita mau dan segala sesuatu yang telah direncanakan. Kenapa?
Karena semuanya gampang kalau dikerjakan.
Memang kegampangan itu tak hanya turun dari langit. Tentu dengan kebiasaan-kebiasaan yang kita ciptakan.
Dari
hal yang bentuknya sepele, ”bangun pagi-pagi”. Bagi sebagian orang hal
ini sangat susah. Tapi bagi sebagian orang lagi, hal ini bukanlah
sesuatu hal yang berat untuk dilakukan. Alasannya kenapa? Karena telah
terbiasa.
Jikalau bangun pagi saja kita tidak bisa, lalu bagaimana
jika dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan lain yang lebih membutuhkan
tenaga lebih dari sekadar bangun pagi?
Ya, semuanya kembali kepada
kita. Kita hari ini adalah sosok yang terbentuk karena perilaku masa
lalu. Begitu pun juga hari esok. Siapa kita di hari yang akan mendatang
ditentukan oleh sikap kita hari ini.
Jika kita berani melawan
ketakutan-ketakutan yang ada dalam hidup, tentu di masa yang akan
datang, kita akan jadi si pemberani yang dipandang orang. Jika kita
terlalu khawatir akan apa yang akan terjadi esok, hingga kita takut
melangkah, lalu apa jadinya masa depan kita?
Berdiam diri bukan
solusi. Saya pun teringat akan kalimat yang diucapkan oleh almarhum Bob
Sadino, “Orang goblok itu gak banyak mikir, yang penting terus
melangkah. Orang pintar itu banyak mikir, akibatnya tidak pernah
melangkah.”
Bukankah ini suatu sindiran untuk kita? Di sini
mungkin orang yang dianggap bodoh itu tetap melakukan apa yang mereka
mau karena mereka tidak tahu akan resiko yang akan mereka alami jika hal
itu mereka kerjakan. Tapi mereka dengan segenap tenaga tetap
mencurahkan segala usaha terbaik dalam mencapai apa yang mereka
inginkan.
Sedangkan orang pintar, karena terlalu banyak resiko
yang mereka pikir akan ditemui ketika akan melakukan hal itu, akhirnya
tidak jadi mengerjakan karena adanya peluang gagal. Dan akhirnya, mereka
tak jadi melangkah dan tidak melakukan apa-apa. Dan sudah pasti tak
menghasilkan apa-apa.
Jikalau begitu, apakah tidak sebaiknya kita
berpura-pura bodoh saja? Ketika kita melihat peluang lalu kita
berpura-pura tidak tahu akan resiko yang akan kita hadapi di depan
nantinya. Namun tak boleh lupa pula kita melakukan hal itu dengan
segenap tenaga dan kemampuan kita.
Di dalam surat Ar-ra’du ayat 11
pun Allah telah berfirman, yang artinya ” Sesungguhnya Allah takkan
mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu yang mengubah apa-apa yang
ada pada diri mereka.”
Bukankah sudah begitu jelas Allah
mengatakan hal itu kepada kita? Jika kita mau menjadi apa-apa nantinya,
maka kita lah yang berusaha untuk mengubahnya dengan suatu usaha di hari
ini.
Jadi alangkah sebaiknya agar usaha itu terlaksana, maka kita
harus menyederhanakan pikiran kita bahwa apapun dapat dan gampang
diraih jikalau kita mau melakukannya. Ya, kita harus menyederhanakan
pikiran kita bahwa semuanya akan terjadi jika kita mau melangkah dan
mencobanya. Dan kita harus yakin Allah akan memudahkan setiap langkah
kita dalam meraihnya. Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar